Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

?>

Thursday, June 30, 2011

7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif


Diagram 7 Habits of Highly Effective PeopleBuku "7 Habits of Highly Effective People" (7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif) adalah sebuah buku laris yang disusun Stephen Covey, lulusan Harvard University dan merupakan penulis buku terlaris mengenai kepemimpinan.
Untuk dapat memahami isi buku ini, pertama-tama kita harus memahami dulu apa yang dinamakan Paradigma. Sebab, dalam konsep buku ini, paradigma merupakan sesuatu yang sangat sentral dalam kehidupan kita.

Apakah arti paradigma?

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan paradigma adalah (1) Model/Pola; (2) kerangka pikir. Tetapi sebetulnya paradigma termasuk kata yang cukup sulit dijelaskan. Untung saja cukup banyak sinonimnya dalam bahasa Indonesia. Dari pengalaman mereka yang biasa mengajarkan tentang paradigma disimpulkan bahwa paradigma tidak lain adalah sebuah cerita. Cerita yang bisa dihayati oleh sekelompok orang/masyarakat/ individu, yang menjadi pedoman bagi tingkah laku kita yang menjadi panduan bagi kehidupan kita.
Cerita tersebut tidak harus berupa cerita formal yang diulang-ulang. Dan paradigma begitu luas aplikasi bisa di dunia bisnis, rumah tangga, pribadi, agama masyarakat. Paradigma juga bisa tercipta dalam pikiran kita melalui teladan yang kita lihat - dari orang tua, guru, ulama, dan sebagainya, dan kemudian menjadi cerita mini yang kita hayati dan kita hidupi. Selain itu,.paradigma juga dapat menentukan bagaimana cara kita hidup, cara kita berpikir, dan cara kita berperilaku.
Bagaimana kaitan paradigma dengan 7 kebiasaan manusia efektif? Kaitannya sangat jelas. Struktur atau konsep dari 7 Habits itu adalah paradigma untuk berhasil. Untuk menjadi manajer teladan, untuk menjadi manajer yang efektif untuk menjadi orang tua yang efektif. Itu sebabnya disebut "highly effective people". Itu adalah paradigma yang ditawarkan oleh penulisnya. Paradigma baru untuk berhasil terdiri dari7 kebiasaan atau 7 karakter.
Bagaimana paradigma itu berpengaruh dan berkaitan dengan tindakan kita? Kita melihat bahwa paradigma, kemudian menentukan sikap kita menentukan tindakankita. Dan tentu saja dari tindakan itu ada hasilnya yang memperkuat atau memperlemah paradigma kita. Jadi kalau itu terus-menerus berlangsung, tindakan diulang-ulang maka terjadilah habits atau kebiasaan. Kalau kebiasaan diulang-ulang, maka dia akan menjadi perilaku yang mulai mapan. Istilah yang lebih kuat lagi itu disebut karakter atau watak - itu sudah berakar berurat di dalam diri kita sebagai hasil dari paradigma.
Dari sini terlihat dua hal: Pertama, konsep 7 Habits itu sendiri adalah paradigma. Kedua, untuk mengembangkan karakter itu juga dibutuhkan paradigma. Perubahan paradigma Yang dapat mengubah kebiasaan (habit) tidak cukup dengan paradigma yang setengah-setengah, harus dengan paradigma yang super dramatis - dalam istilah beragama itu disebut bertobat - berubah total atau harus mengalami pengalaman pahit.



Kebiasaan 1: Jadilah Proaktif. Arti kata proaktif tidak kita temukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Proaktif artinya lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Menurut Covey, pada intinya manusia diberikan anugerah oleh Sang Pencipta berupa kebebasan untuk memilih. Kebebasan memilih ini didasarkan pada kesadaran diri, imajinasi (kemampuan untuk mencipta di dalam benak kita di luar realitas kita yang sekarang), suara hati (kesadaran.batin Yang,dalam tentang benar dan salah tentang prinsip-prinsip yang mengatur perilaku kita, dan pengertian tentang tingkat di mana pikiran dan tindakan kita selaras dengan prinsip-prinsip tersebut), dan kehendak bebas (kemampuan bertindak berdasarkan kesadaran diri kita, bebas dari seluruh pengaruh lain). Manusia yang proaktif adalah manusia yang mampu menggunakankebebasannya untuk memilih respon atas suatu rangsangan berdasarkan nilai yang dianutnya. Dengan kata lain, manusia yang proaktif adalah manusia yang dewasa, andal dan terpercaya. Dewasa bukan dalam arti umur tapi moral. Andal artinya dapat diandalkan (profesional) untuk bidang yang menjadi profesinya serta dapat menutup kesenjangan antara antara apa yang seharusnya dan antara apa yang ternyata ada. Terpercaya artinya terpercaya secara moral (mengambil tindakan dengan efektif dan efisien).
Kebiasaan 2 :Visioner (berorientasi pada hasil). Yang dimaksud dengan visi adalah kemampuan kita melihat hasil akhir yang kita harapkan -bayangan cita-cita yang kongkrit. Misalnya, visi mahasiswa baru adalah membayangkan lima tahun lagi berdiri dilantik oleh rektor dalam wisuda dengan jubah sarjana, dan gelar baru . Orang yang memiliki visi adalah orang yang berhasil. Tapi kalau tidak memiliki kedewasaan, maka visinya tinggal angan-angan, bagai pungguk merindukan bulan. Dia tidak punya kekuatan (power) untuk mencapai cita-citanya. Jadi kita harus mempuyai visi yang jelas, yang tidak meragukan, yang membuat kita sendiri tertarik dan terpikat dengan visi tersebut. Dengan visi, seseorang bisa mengubah rawa menjadi perkotaan, tempat yang kumuh menjadi tempat yang asri, kemiskinan menjadi kekayaan, terjajah menjadi merdeka, sakit menjadi sehat, binasa menjadi selamat, primitif menjadi modern, tak adil menjadi adil,kacau menjadi tertib. Tetapi dalam bentuk yang kongkrit, visi itu tidak hanya dalam bentuk yang besar-besar saja, tapi juga yang ringkas, harian, mingguan, bulanan, tahunan, masa tua, dan sebagainya. Kita harus bisa membayangkan, hari ini saya harus mencapai apa, minggu ini target saya apa, bulan ini target saya apa, tahun ini target saya apa, di masa tua nanti targetapa , begitu seterusnya secara rinci harus dikonkritkan. Inilah yang dinamakan kita memiliki tujuan hidup yang jelas. Sebab kalau jelas targetnya kita akan bersedia bekerja keras dengan segenap keahlian kita merealisasikan tujuan tersebut. Orang yang mempunyai kebiasaan berpikir hasil,berorientasi hasil didukung dengan kedewasaan yang kuat, akan Anda saksikan beda dengan masyarakat kebanyakan: aktivitas mereka jelas sekali bedanya. Orang lain lagi sibuk nonton dia belajar: Orang lain sibuk hura-hura, dia tekun melatih dirinya. Orang lain libur menghabiskan uang, dia justru mengumpulkan uang. Visi harus didukung rencana.juga kesabaran dan konsisten walau banyak halangan.
Kebiasaan 3: Mengutamakan hal-hal utama. Kebiasaan ketiga ini erat kaitannya dengan bagaimana memanajemeni waktu. Pertama penting tapi belum mendesak. Itulah kegiatan utama yang harus mendapat prioritas tertinggi. Umpamanya: membuat rencana kerja - jangan tunggu pekerjaan kita mendesak, rencanakan dulu sebelumnya. Contoh lain: menabung. Jangan menunggu kebutuhan yang biayanya besar mendesak, baru persiapkan dan rencanakan dulu dengan menabung. Memang konsekuensinya kita harus menunda keinginan untuk makan di restoran, misalnya. Contoh yang lain lagi: sholat. jangan sampai dekat dengan ajal, baru terdesak untuk sholat. Konsekuensinya, kita harus berani menunda kenikmatan tidur agar bisa sholat subuh. Tampak dari contoh tersebut, kita harus berperang melawan kenikmatan. Penderitaan itu juga bisa didefinisikan sebagai menunda/menolak kenikmatan. Tapi kalau kita tidak mau menunda yang nikmat ini, kita akan kecanduan kenikmatan tsb. dan tidak pernah tumbuh menjadi dewasa mantap, dan mapan. Ini musuh kita. Kedua: penting dan mendesak. Misalnya: menyelesaikan laporan karena besok rapat. Akhirnya hasilnya jelek karena mengerjakannya terburu-buru. Ketiga: tidak penting dan tidak mendesak. Hal seperti ini biasanya bersifat kesenangan dan kenikmatan, jadi sedapat mungkin dihindari. Misalnya: nonton TV kebanyakan, tidur kebanyakan, dan sebagainya. Empat: tidak penting tapi mendesak. Sejumlah rapat itu tidak penting. Banyak rapat yang berguna. Tapi banyak rapat tidak penting. Begitu juga dengan resepsi, banyak resepsi yang tidak penting. Konsentrasi waktu dan aktivitas kita kepada hal-hal yang penting-penting saja , baik yang tidak mendesak maupun yang mendesak . Untuk hal yang tidak penting, baik mendesak maupun tidak mendesak sedapat mungkin dihindari. Inilah yang dimaksud dengan karakter yang ketiga tersebut: kemampuan mengutamakan hal-hal utama.
kebiasaan4: Berpikir Menang-menang (Win-win). Artinya adalah dalam hubungan kita dengan relasi utama kita -- atasan, bawahan, pelanggan, keluarga, dsb -- pola hubungan kita bersifat saling menguntungkan. Artinya kalau kita berbisnis, dua-duanya saling memuaskan dan menggembirakan. Ini tentu mudah diterima akal sehat, karena memang seharusnya demikian. Kesulitannya adalah dalam kenyataan kadang-kadang kita harus kalah dan orang lain harus kalah. jadi dibutuhkan suatu sikap di mana kita megembangkan suatu kreativitas supaya orang lain harus dimenangkan juga, karena dalam interaksi kita dengan orang lain adalah mungkin kita kalah tapi hanya sementara. Kalau kita kalah terus itu tandanya kita bodoh. Dan kalau kita selalu menang terus setiap interaksi itu mungkin saja kita curang. Mungkin sekali saya harus mengalah untuk lain kali menang. Itu masih mungkin. Jadi WIN-WIN. Itu yang dimaksud dengan karakter keempat, yang intinya adalah kita harus menjadi orang yang baik hatinva tidak berniat merugikan orang lain.
Kebiasaan 5: Memahami dulu, baru dipahami. Inti dari kebiasaan kelima ini adalah pro-orang dan melayani orang lain: atasan kita, bawahan kita, keluarga kita teman kita, dsb. Melayani berarti bersikap memelihara dan mengayomi (melindungi). Bila itu tidak dilakukan, artinya orang itu membunuh sendiri rejekinya. Kalau kita bersikap melayani dengan baik kepada orang lain, mereka akan menghasilkan pendapatan yang berlipat ganda atau istilahnya "telur-telur emas" bagi kita. Kalau kita melayani atasan kita dengan memberi pekerjaan yang baik; hasil kerja bermutu tinggi. lstilahnya "telur emas" bagi sang atasan. Maka atasan akan sayang kepada kita. Dia akan memberi pekerjaan yang lebih baik kepada kita. Dia memberi tangung jawab yang lebih besar kepada kita sehingga kita menerima telur emas. Kalau kita besikap memelihara kepada anak buah kita dengan membina mereka memberi perhatian menolong mereka, maka mereka akan bertelur emas bagi kita dalam bentuk loyalitas, rasa hormat dan pekerjaan yang baik. Kalau kita mengasihi anak dan istri/suami kita maka kita akan menerima cinta kasih dari mereka perawatan dari mereka, suka cita dari mereka, kebahagiaan dari mereka. Kalau kita memelihara hubungan dengan kawan kawan kita diluar, kita baik kepada tetangga, kita melayani mereka, maka kita akan ditolong. Kita akan dibantu. Karakter ini jelas kita lakukan kalau karakter karakter yang lain ada. Urutannya memang demikian. Karena tanpa yang pertama, yang kedua tidak akan begitu dan seterusnya sampai yang kelima.
Kebiasaan 6 :Sinergi/Kerjasama. Inti dari kebiasaan keenam ini adalah sinergi agar tercapai produktivitas yang tinggi melalui kerjasama. Jadi diperlukan kerendahan hati untuk bersama-sama membantu dan dibantu orang lain dalam rangka membentu kelompok tim dengan orang lain bagaikan lima jari tangan kita. Untuk itu perlu diperhatikan bahwa musuh terbesar kita adalah rasa puas diri dan kesombongan. Inilah awal keruntuhan kita. Dan sebetulnya, sinergi adalah inti dari gotong royong. Untuk itu diperlukan kecerdasan. Ini penting agar kita tahu bagaimana caranya kumpul dalam tim itu mendatangkan hasil yang lebih besar.
Kebiasaan 7: Terus mengasah diri. Kebiasaaan ketujuh sifatnya adalah pengembangan diri. Semua karakter yang enam di atas itu perlu di putar oleh sumbu yang di dalam yakni karakter pembelajar dalam diri kita. Ini adalah karakter yang diperlukan bagi mereka yang ingin terus maju. Dan itu terdiri dari dua bagian/komponen utama. Pertama: sikap. Sedikitnya kita harus memiliki 7 macam sikap positif yang ada dalam diri kita: (1) Keinginan untuk maju; (2) Kemauan untuk mencoba mengimplementasikan enam kebiasaan tersebut agar diperoleh keterampilan, kemampuan, kompetensi dan profesionalisme; (3) Terbuka terhadap ide-ide baru; (4) Bersedia bingung, dalam menggabungkan ide-ide dan bertahan dalam alam kondisi perubahan ketika terjadi pergeseran paradigma; (5) Berani untuk gagal, karena setiap upaya ada risiko gagalnya; (6) Percaya diri. Berani mengambil risiko. Kedua: ilmu. Di sini dituntut adanya kepedulian (concern), wawasan, pengertian, dan paradigma. Nabi Sulaeman berkata: Tanpa pengertian, kerajinan pun sia sia. Jadi agar sikap positif dapat berputar diperlukan pemahaman, pengertian, dan konsepsi yang benar.

Sumber: Ceramah Jansen Sinamo - Dale Carnegle Indonesia dan Buku "7 Kebiasaan Orang-orang Yang Sangat Efektif". Dirangkum oleh Aji Ibrahim.
READ MORE - 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif

Strategi Memasarkan Produk


Pemasaran adalah strategi atau cara bagaimana melakukan berbagai aktifitas agar terjadi pertukaran (exchange) antara produsen dengan konsumen. Dalam hal pendidikan, pemasaran mengatur strategi dan cara agar konsumen mau mengeluarkan uang yang mereka miliki untuk menggunakan produk atau jasa perusahaan.
Untuk bisa memasarkan produk dengan baik, harus dimulai dari visi, misi, dan tujuan yang jelas perusahaan ingin diarahkan ke mana. Visi, misi dan tujuan ini biasanya harus dimulai dari manajemen, yang kemudian ditransfer kepada karyawan.
Selanjutnya, perusahaan juga harus menganalisis berbagai faktor eksternal yang mungkin berpengaruh dengan lembaganya. Faktor-faktor eksternal tersebut yang pertama adalah Lingkungan Makro. Lingkungan makro di sini terdiri dari sisi perkembangan penduduk dengan segala sifat dan karakternya. Faktor lain dari lingkungan makro adalah teknologi, di mana kita juga harus melihat berbagai perkembangan teknologi yang mungkin bisa diterapkan di perusahaan kita.
Faktor berikutnya dari lingkungan makro adalah aturan Pemerintah. Di Indonesia termasuk unik, karena aturan pemerintah sering berubah dengan perubahan menteri. Karena itu, antisipasi berbagai aturan ini diperlukan agar perusahaan bisa fleksible dalam mengadaptasi berbagai perubahan aturan.
Setelah lingkungan makro, lingkungan eksternal lain yang perlu diperhatikan adalah peta industri dan persaingan. Perusahaan perlu memetakan siapa pesaing-pesaing mereka, baik yang berpotensi untuk bersaing langsung maupun tidak langsung. Pemetaan kondisi ini akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan pesaing kita, sekaligus melihat aspek mana yang bisa dijadikan sebagai keunggulan bersaing.
Setelah melihat kondisi persaingan, perusahaan perlu memahami konsumen atau pelanggan. Pemahaman tentang konsumen, nilai-nilai yang mereka anut, dan nilai tambah seperti apa yang diinginkan mereka akan sangat membantu perusahaan dalam mendisain produk dan jasa yang dibutuhkan.
Untuk bisa memberikan nilai tambah, perusahaan harus terlebih dahulu mengetahui selera dan kebutuhan konsumen secara baik. Biasanya dilakukan survey ataupun wawancara dengan calon-calon konsumen mengenai apa harapan dan keinginan mereka tentang perusahaan.
Perusahaan biasanya kesulitan untuk menentukan apakah perusahaannya diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah atas atau untuk menengah bawah. Perusahaan sejak awal harus menentukan lembaganya diarahkan untuk kelas mana.
Dengan menentukan target market yang dituju, perusahaan bisa memberikan satu nilai tambah yang menjadi pembeda dibandingkan dengan para pesaingnya. Nilai tambah inilah yang disebut sebagai differensiasi. Dengan differensiasi yang kuat, bisa menjadi senjata dalam menghadapi berbagai persaingan.
Setelah peta kondisi eksternal sudah didapatkan, perusahaan tinggal memikirkan kondisi internal strategi apa yang akan dilakukan untuk mengelola perusahaan. Pola pengelolaan strategi internal ini, dalam ilmu pemasaran sering disebut sebagai strategi 4 P yaitu mengelola produk, harga, saluran distribusi dan promosi (product, price, place of distrbution, promotion).
Produk-produk perusahaan bisa dibagi menjadi dua bagian; yaitu produk utama dan produk pendukung. Produk utama adalah kegiatan belajar mengajar dengan segala prosesnya. Karena bukan barang jadi, proses kegiatan belajar mengajar adalah produk utama yang melibatkan emosi dan perasaan dari peserta didik sebagai konsumen. Karena itu, agar produk utama ini baik harus diciptakan pengalaman belajar mengajar yang menyenangkan.
Perusahaan harus menentukan produk apa yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Survey kebutuhan pelanggan perlu dilakukan agar produk yang diberikan sesuai dengan pilihan mereka. Setelah menentukan produk apa yang ingin ditawarkan, selanjutnya adalah menentukan berapa harga yang harus dibayar oleh konsumen. Prinsip utama dalam menentukan harga adalah menghitung keseluruhan biaya yang diperlukan. Dari situ, tinggal ditambahkan berapa persen laba yang ingin diperoleh untuk kepentingan pengembangan dan penghitungan berapa tahun akan balik modal.
Dalam hal distribusi, perlu juga dipikirkan bagaimana produk yang kita buat akan sampai kepada konsumen. Perlu dipikirkan apakah produk kita jual secara langsung atau dipercayakan kepada distributor dan agen untuk penyebarannya. Yang penting adalah bagaimana produk tersebut bisa sampai ke tangan konsumen.
Salah satu faktor yang penting dalam pemasaran sebagai P yang terakhir dari 4P yaitu promosi. Promosi adalah usaha-usaha sadar untuk melakukan sosialisasi, penerangan, dan pemberitahuan kepada masyarakat tentang berbagai informasi, yang biasanya mengenai berbagai produk yang ditawarkan. Aktivitas promosi melibatkan berbagai bentuk dan variasi yang sangat beragam. Tinggal bagaimana para pengelola melakukan berbagai promosi kreatif sesuai dengan kebutuhan dan anggaran promosi yang disediakan.
Bentuk promosi yang paling tradisional adalah iklan. Iklan adalah pemasangan informasi produk di berbagai media dan penerbitan mulai dari koran, majalah, tabloid, televisi, dan juga radio. Iklan memang efektif menjangkau khalayak yang luas, tetapi dari sisi biaya memang membutuhkan anggaran yang besar. Jika terasa bahwa biaya iklan di media massa cukup besar, bisa dicoba bentuk lain yaitu dengan brosur, leaflet, dan juga spanduk yang dipasang di sekitar wilayah di mana konsumen berada. Dengan demikian, informasi lengkap tetap bisa didapatkan oleh target konsumen kita.
Cara lain yang efektif adalah melalui promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) di mana satu orang memberikan penjelasan kepada orang lain karena merasa mendapatkan manfaat yang baik dari produk atau jasa yang digunakan. Promosi ini sangat efektif karena biasanya orang lebih percaya kepada apa yang dikatakan oleh saudara ataupun teman-teman yang sudah merasakan terlebih dahulu.
Pada akhirnya, aktifitas promosi apapun dalam perusahaan tidak bisa berjalan efektif jika secara internal tidak memperhatikan faktor kualitas sebuah perusahaan. Dengan kualitas produk yang baik, ditambahkan komunikasi yang mengena, maka aktifitas perusahaan bisa berjalan dengan baik.
Sumber: Sentra KUKM
READ MORE - Strategi Memasarkan Produk

FIKSI: Sedikit Menerawang ke Depan


Suatu hari (yang sudah sangat dekat), semua handphone dengan harga beberapa ratus ribu rupiah saja sudah memiliki fasilitas internet WiMax yang kecepatannya 5x lipat kecepatan WiFi tercepat sekarang. Mengakses facebook sama mudahnya dengan mengirim SMS. Era digital sudah tiba.
Seperti kita semua pelajari waktu kelas 1 SD, Ibu Budi pergi ke pasar. Walaupun di sebelah rumahnya ada minimarket yang terang benderang dan ber-AC dingin, Ibu Budi lebih suka naik becak pergi ke pasar yang agak becek bersama anaknya tercinta, Laura. Kenapa? Karena di pasar Ibu Budi bisa bergosip ria bersama teman-temannya. Lagi pula, sejak jaman Nyonya Meneer sudah berdiri, Ibu Budi selalu berbelanja ke pasar tersebut. Moeilijk om gewoonten te veranderen.
Bedanya sekarang Ibu Budi tidak membawa dompet. Di tangannya tertenteng sebuah hape made in China seharga 250 ribu rupiah. Biar murah tapi tetap meriah, begitu katanya. Dibawa bukan untuk bergosip ria, gosip di pasar cukup pakai mulut. Hape itu untuk bertransaksi onlein (on line). "Lha, koq bisa?", demikian tanya si abang becak keheranan. "Ya bisa dong, kan sekarang ada KERaN", jawab si Ibu dengan muka sumringah. Abang becak tambah bingung, apa hubungannya ya dompet dengan ledeng, begitu pikirnya.
Akhirnya Ibu Budi sampai ke pasar, sebuah pasar tradisional yang ramai dikunjungi ibu-ibu berkebaya. Di lapak Bang Doel langganannnya, Ibu Budi memilih barang-barang keperluannya sehari-hari, mulai dari beras, minyak goreng, gula, sampai jamu langsing singset ramuan putri Solo yang sekarang sudah dikemas secara modern. Total-total terhitung sejumlah 520 ribu. "Padahal kalau jumlahnya segini kan tinggal saya kirim ke rumah, Bu, ga usah jauh-jauh ke sini.", kata Bang Doel. Ibu Budi mengangguk pelan sambil bergumam lirih, "Iya, nanti tolong dikirim ke rumah ya Bang. Ngirimnya gratis tokh, ga pake bayar. Ke sini kan kan skalian ngegosip, Bang..."
Ibu Budi lantas membuka hapenya. Jari-jarinya dengan lincar menari di atas tombol-tombol hape kesayangannya itu. "Bentar ya Bang, masuk fesbuk dulu", kata Ibu Budi. Sebuah pesan notifikasi masuk, isinya "Rio Surio dan 12 lainnya bergabung di grup KERaN Anda hari ini". Ibu Budi tersenyum kegirangan. Sejak bergabung di KERaN, bukan cuma biaya belanja jadi gratis (terbayar dari bonus), bahkan bonus bulanannya sudah mengalahkan gaji sang suami yang berstatus manajer di sebuah bank swasta terkenal. Dalam sehari, belasan notifikasi facebook semacam itu diterimanya. Artinya, pundi-pundi uangnya semakin besar!
Ibu Budi meneruskan masuk menu 'pemesanan'. Dicatatnya jumlah barang-barang yang baru dibelinya. Setelah mencocokkan sekali lagi, ditunjukkannya layar hape tsb ke Bang Doel. Bang Doel mengangguk. Selintas dilihatnya nomor DP-nya di sudut kanan bawah. Memang sudah setahun ini Bang Doel menjadi Distribution Point. Sejak jadi DP pelanggannya selalu bertambah setiap hari. Sama seperti Ibu Budi, para pelanggannya setia tak mau beralih ke lain tempat. Bagaimana tidak loyal, sebagian besar pelanggannya adalah downlinenya juga.
Ibu Budi lalu menekan tombol OK. Point eWalletnya ditransfer seketika itu juga menjadi kredit DP Bang Doel. Proses transaksi selesai. Dengan ringan Ibu Budi beranjak ke kedai nasi di sebelah, markas ibu-ibu gosip bersidang umum. Sejak jadi pelanggan RealPOINT di KERaN, tangannya tidak lagi pegal membawa pulang 25 kg beras setiap bulan, 4 liter minyak goreng, beberapa pouch berbagai jenis sabun cair, dsb. Sesuai aturan di KERaN, untuk pembelanjaan minimal 500rb DP akan mengantarkan barang-barangnya tanpa ongkos tambahan.
Ternyata teman-temannya belum datang. Daripada bengong, Ibu Budi kembali mengutak-atik hapenya. Diceknya jumlah pertambahan raihan point tutup buku kemarin. Sudah 8 digit! Di bagian tengah layar tampak kotak pesan, "Selamat! Bulan ini jumlah poin terkonfirmasi Anda sudah mencapai 10 juta rupiah / lebih. Kabarkan rekan-rekan Anda tentang prestasi Anda ini. Tulis ke dinding?". Ibu Budi memilih tombol "Post". Dalam sekejar ribuan teman-temannya mendapatkan update informasi ini. Tak lama seorang temannya, Ibu Ida, mengirim comment. "Wah, keren Bu, bisa dapat uang banyak... bagi-bagi donk rahasianya..."
"Nah, ini dia...", gumam Ibu Budi. Dipilihnya menu "Undang Teman". Muncul kotak dialog, "Undang teman Anda untuk menggunakan aplikasi RealPOINT". Dari daftar teman, dipilihnya nama Ibu Ida. "Undangan terkirim".
1.000 km dari pasar tersebut, Ibu Ida sedang duduk di rumahnya. Undangan aplikasi RealPOINT dari Ibu Budi diterimanya (accept invitation). Muncul penjelasan singkat tentang KERaN dan peluang wirausaha RealPOINT. Kemudian muncul chat pop-up, salah satu fitur facebook yang paling sering ia gunakan. Ternyata dari Ibu Budi. "Bu Ida, kalo ngomongnya pake ngetik kan susah ya, itu di sudut kanan atas ada gambar telepon, diklik ya Bu." Mengikuti petunjuk Ibu Budi, Ibu Ida mengklik icon telepon tersebut. Muncul jendela dialog bertuliskan "Google Chat", diikuti bunyi telepon berdering dan muncul lagi pesan "Ibu Budi mengajak Anda untuk menggunakan Video Chat. Terima ajakan ini?" Ibu Ida mengklik tombol "OK". Muncul gambar Ibu Budi sedang tersenyum lebar. "Halo Bu Ida, lama tidak bertemu..." Beberapa menit mereka berdua bertegur sapa melepas kangen. Maklum sudah 3 bulan tidak berjumpa sejak acara arisan terakhir.
Pembicaraan akhirnya sampai ke topik bisnis. "Ya itu peluang bisnisnya, Bu Ida. Cuma memindahkan pembelanjaan kita sehari-hari. Gampang banget...", kata Ibu Budi. Ibu Ida menangguk-anggukkan kepalanya, menyimak lembar demi lembar slide presentasi Power Point yang muncul di layar monitor komputernya. Slide yang sama juga muncul di layar ponsel Ibu Budi, cuma lebih kecil tentunya. Tokh Ibu Budi sudah hafal luar kepala isi slide tersebut, melihat sekilas saja Ibu Budi tahu slide mana yang sedang dibaca Ibu Ida. Lewat video call, Ibu Budi dengan lancar menjelaskan slide-slide tersebut.
15 menit kemudian penjelasan selesai. Ibu Ida tampak sangat bersemangat dengan peluang usaha yang baru dikenalnya ini. "Lha nanti saya belanja ke mana, Bu?", tanya Ibu Ida. "Coba aja dilihat daftar DP di sekitar situ. Klik tombol 'Daftar DP" di bagian atas, terus pilih yang paling dekat dengan rumah Bu Ida", jawab Ibu Budi. "Terus, harga barang-barangnya gimana?", tanya Ibu Ida lagi. "Di sebelah tombol [Daftar DP] tadi kan ada tombol [Katalog Harga], Bu. Klik aja di situ.", jawab Ibu Budi. Dalam sekejap daftar barang terkini muncul di layar komputer Ibu Ida. Selintas Ibu Budi mengamati daftar harga tersebut. "Wah, harganya bagus, Bu. Baiklah, saya mau gabung. Caranya gimana, ya?", kata Ibu ida dengan antusias.
"Ibu Ida punya kartu kredit, kan? Bisa join onlein koq Bu. Klik aja tombol [Gabung Sekarang], terus isi nomor kartu kredit Ibu. Ada biaya kartu kredit tambahan 3%, gak apa-apa kan Bu... yang penting praktis. Beli aja dulu bisnis pek-nya. 150rb ditambah 3% jadi 154.500,-. Kalau ngga, pake mobail bengking BCA juga bisa, Bu. Kalau pake BCA biaya transfernya lebih murah, cuma 500 perak. Bu Ida juga bisa sekalian pilih barang yang mau dipesan, nanti diantar sama DP pilihan Ibu tadi.", demikian Ibu Budi memberi penjelasan.
Singkat kata, Ibu Ida bergabung. Bukan cuma belanja, karena tertarik dengan peluang usahanya Ibu Ida sekalian gabung jadi anggota Koperasi, bahkan sampai membeli 15 unit modal dari beberapa unit bisnis di Interbiz.
Maka pagi itu Ibu Budi kembali mendapatkan beberapa notifikasi tambahan...
"Ida Puspa bergabung langsung di group Anda, Anda mendapat 6000 Pts"
"Ida Puspa bergabung sebagai anggota Koperasi"
"Ida Puspa membeli 5 unit bisnis HTLSNR47, Anda mendapat bonus mentoring Interbiz sebesar 100,000 Pts / Rp500.000,-"
"Ida Puspa membeli 10 unit bisnis ABJN681, Anda mendapat bonus mentoring Interbiz sebesar 200,000 Pts / Rp1.000.000,"
** TAMAT
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Kabar baiknya, fiksi ini bisa segera jadi kenyataan dalam waktu singkat. Fiksi atau fakta tergantung Anda, rekan" seperjuangan jaringan pendobrak di KERaN. Salam koperasi, MERDEKA!
READ MORE - FIKSI: Sedikit Menerawang ke Depan

Program Mitra Usaha KERaN diresmikan di Bandung


Mitra Usaha KERaNKetua Umum KERaN Bpk. Adi Sasono meresmikan program Mitra Usaha KERaN pada acara seminar "KERaN untuk Indonesia" yang diselenggarakan di Bandung, 16 April 2011 kemarin yang dihadiri sekitar 500 orang dari berbagai daerah. Sebelumnya beliau menyempatkan diri meninjau beberapa Mitra Usaha KERaN yang ada di Bandung, antara lain SPBU Surapati, Batagor Riasari, dan ARO Coffee.
Peresmian ditandai secara simbolis dengan menyerahkan plakat kemitraan pada Mitra Usaha KERaN pertama, Klinik Azhra Medika, yang diserahkan langsung oleh Ketua Umum KERaN Bpk. Adi Sasono pada Ny. Billy Gunawan, pemilik Klinik Azhra Medika.
Saat beraudiensi santai dengan beberapa anggota KERaN, beliau berpesan untuk meningkatkan jumlah Mitra Usaha KERaN minimal 500 Mitra Usaha baru dalam 3 bulan ke depan. Menurut pandangan beliau, program Mitra Usaha sangatlah efektif untuk membangun basis jaringan KERaN dengan cepat sambil sekaligus memberdayakan para pewirausaha kecil dan menengah yang ada di Indonesia.
Hingga saat artikel ini ditulis (45 hari sejak diluncurkan), tercatat 128 wirausaha telah tergabung sebagai Mitra Usaha KERaN dari berbagai penjuru di Indonesia.
READ MORE - Program Mitra Usaha KERaN diresmikan di Bandung

KERaN di Festival UKM ke-9 / 2011


Kementerian Koperasi dan UKM kembali menggelar pameran produk usaha kecil menengah dari seluruh provinsi dan kabupaten/kota mulai 1-5 Juni 2011 di Exhibition Hall gedung SME TOWER (SMESCO UKM).
Sebanyak 315 koperasi usaha kecil menengah (KUKM) akan memamerkan produk mereka di 250 gerai yang disediakan dalam kegiatan SMESCO UKM Festival ke-9 tersebut. Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan menyerahkan bantuan secara simbolis saat pembukaan SMESCO UKM Festival ke-9 di Jakarta, Rabu (1/6). Pameran yang berlangsung hingga 5 Juni 2011 itu diikuti KUKM mencapai 400 peserta dari seluruh Indonesia.



Produk yang dipamerkan dalam festival itu terdiri atas produk : fashion, aksesori, alas kaki, piranti rumah tangga, furnitur, makanan dan minuman.
Selain itu, di acara tersebut juga berlangsung penyerahan secara simbolis sertifikat pendirian koperasi langsung oleh Kementrian Koperasi dan UKM Bpk. Sjarifuddin Hasan. Salah satu koperasi yang menerima penyerahan sertifikat pendirian koperasi secara simbolis adalah Koperasi Ekonomi Rakyat Nusantara (KERaN). Ini menunjukkan salah satu bukti lagi dari sisi legalitas bahwa Koperasi Ekonomi Rakyat Nusantara mendapatkan tempat dan dukungan penuh dari pemerintah khususnya Kementrian Koperasi dan UKM dalam pengembangannya untuk mensejahterakan seluruh anggotanya, dan mendukung program pemerintah dalam membangun perekonomian bangsa Indonesia dengan menjangkau sampai lapisan masyarakat terbawah.
Konsep dari Kementrian Koperasi dan UKM ini sangat sesuai dengan konsep yang dimiliki oleh KERaN, dimana KERaN tidak hanya bertujuan untuk mensejahterakan seluruh anggotanya bahkan memberi beberapa peluang usaha yang dapat dijalankan oleh seluruh anggotanya dan seluruh anggota KERaN diberi kebebasan seluas-luasnya dalam memilih peluang mana yang akan mereka jalankan sesuai dengan keahliannya masing-masing. Dengan kata lain KERaN memberikan peluang kepada seluruh anggotanya untuk berwirausaha sekaligus menyediakan pelatihan-pelatihannya dalam meng-edukasi SDM dan pengenalan maupun pendalaman tentang teknologi untuk mengembangkan peluang usahanya yang telah mereka pilih. Karena sampai saat ini KERaN merupakan satu-satunya koperasi yang mempunyai dukungan IT terkini.
Dengan banyaknya kekuatan yang dimiliki oleh KERaN, mari kita bersama-sama berjuang membangun dan membesarkan KERaN dengan mengoptimalkan kekuatan kita untuk menjadikan KERaN sebagai salah satu solusi masalah ekonomi yang telah dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam waktu yang cukup lama hingga saat ini. Karena kita sama-sama mengetahui bahwa Indonesia sangat kaya sumber daya alam yang seharusnya diolah dengan benar dan ditujukan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Untuk itu marilah kita satukan perbedaan yang kita miliki menjadi kekuatan untuk merubah kehidupan bangsa Indonesia ke arah yang jauh lebih baik dimulai dengan merubah kehidupan pribadi kita masing-masing melalui KERaN. MERDEKA!!!
Sekjen KERaN Bpk. Fransiscus X. Joko menerima surat pengesahan badan hukum koperasi langsung dari Mentri Koperasi RI, DR. Sjarifuddin Hasan
2011-06-06 01:42:47 
READ MORE - KERaN di Festival UKM ke-9 / 2011

Partisipasi dan Kontribusi KERaN untuk Mendorong Perkembangan Kewirausahaan di Indonesia


SWB.jpg
Pada tanggal 14 Juni 2011 dalam rangka berpartisipasi dalam program pemerintah GEBYAR WIRAUSAHA yg serentak di selenggarakan di seluruh Indonesia, KERaN mendapatkan kehormatan sebagai salah satu pengisi acara.
Mewakili KERaN secara resmi, Bpk. I. Heru Kuncoro (anggota Dewan Pengurus Koperasi Ekonomi Rakyat Nusantara / KERaN, seorang pengusaha sukses di bidang properti dan wirausaha otomotif yang juga telah terbukti sukses sebagai praktisi pemasaran jaringan) memberikan orasi dan motivasi pada peserta yang memadati Wisma Saba Utama di areal kantor gubernur di Renon, Denpasar, Bali.
Hadir pada acara tersebut antara lain Gubernur Bali Bpk. I Made Mangku Pastika, walikota Denpasar, seluruh Bupati Prov Bali, Kepala Dinas Koperasi, KADIN, IWAPI, dan kepala instansi lainnya.



Partisipasi ini adalah perwujudan kepedulian KERaN untuk mendorong perkembangan dunia wirausaha di Indonesia dalam rangka mewujudkan misi KERaN sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi di negara kita tercinta ini. Di sisi lain, ini merupakan apresiasi dari pemerintah -- khususnya Kementrian Koperasi & UKM RI dan pemerintah daerah provinsi Bali -- akan potensi dan kemampuan KERaN dalam mewujudkan sistem ekonomi berbasis rakyat.
READ MORE - Partisipasi dan Kontribusi KERaN untuk Mendorong Perkembangan Kewirausahaan di Indonesia

UKM Positif dalam Penambahan Tenaga Kerja


Survei oleh HSBC berjudul Emerging Markets Small Business Confidence Monitor menunjukkan 92% UKM di Indonesia berpandangan positif dalam hal penambahan tenaga kerja pada tahun ini. Berdasarkan survei terbaru the Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) yang melibatkan 30! pebisnis skala kecil menengah itu, sekitar 77% responden berencana mempertahankan posisi, dan 15% berencana menambah tenaga kerja. Sandiaga Salahuddin Uno, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang UKM dan Koperasi, gembira dengan hasil survei HSBC ini yang menunjukan bagaimana pelaku UKM tetap optimistis dalam memandang ekonomi Indonesia, khususnya dalam hal rencana penanaman modal dan mempertahankan lapangan kerja. Sumber: Bisnis Indonesia
READ MORE - UKM Positif dalam Penambahan Tenaga Kerja

Koperasi Didorong Kembangkan Bisnis Ritel



Koperasi di Indonesia diharapkan kembali mengembangkan bisnis ritel di dalam negeri seperti yang pernah dilakukan 10 tahun silam. Ekonom Dawam Rahardjo mengatakan sekarang koperasi memerlukan arsitektur baru dalam berkonsolidasi untuk merambah di sektor bisnis ritel.
"Koperasi bisa mengembangkan toko- toko ritel dan pusat perkulakan," katanya di sela- sela diskusi mengenai ekonomi politik perkoperasian Indonesia, kemarin. Dia mencontohkan seperti koperasi di era Orde Baru sudah mengembangkan bisnis ritel melalui pengembangan perkulakan Goro [PT Goro Batara Sakti dan PT Go-ro Yudhistira Utama] dan warung serba ada (waserda).
Namun, lanjutnya, saat memasuki era reformasi kegiatan [pengembangan bisnis ritel oleh koperasi] tak dapat dijalankan lagi. Dawam mengharapkan koperasi saat ini kembali mengembangkan bisnis ritel di dalam negeri terutama di daerah- daerah dengan melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah setempat, termasuk terlibat dalam revitalisasi pasar tradisional.
"Paling tidak koperasi yang mengembangkan bisnis ritel minimal 20% dari total koperasi saat ini," ujarnya. Selain itu, Dawam juga mengharapkan dihidupkannya kembali koperasi unit desa (KUD) sehingga koperasi pertanian dapat dikembangkan.
Sementara itu, Ketua Umum .Dewan Koperasi Indonesia Nurdin Halid mengatakan revisi undang-undang (UU) Nomor 25/ 2007 tentang Koperasi mendesak. "Revisi UU tersebut dimaksudkan agar koperasi bisa setara dengan perusahan swasta," katanya kepada Bisnis, di sela- sela Hut ke 63 Koperasi yang diselenggarakan Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI), kemarin.

Kendala koperasi

Selain itu, dia mengakui kendala yang dihadapi koperasi saat ini adalah sumber daya manusia (SDM) yang minim. Dengan begitu, lanjutnya, koperasi belum memperoleh alokasi ekonomi yakni tegaknya sistem ekonomi nasional (sesuai dengan "Pasal 33 UUD 1945) adalah prasya-rat tumbuh-kembangnya gerakan koperasi Indonesia dan tata kelola koperasi seperti yang tercantum dalam TAP MPR No. 16/1998.
Ketika disinggung mengenai jumlah koperasi secara nasional saat ini, dia mengatakan jumlahnya 160.000 unit. Namun, dia belum bisa mengungkapkan jumlah koperasi yang tidak aktif karena Dekopin baru pada tahun ini menyusun database seluruh koperasi di Indonesia sehingga bisa diketahui berapa jumlah koperasi yang masih aktif dan harus dipertahankan eksistensinya.
"Kami ingin tahu berapa koperasi yang masih berjalan dan koperasi yang tinggal papan nama saja," ujarnya. Selain itu, terkait dengan mundurnya perayaan Hut Koperasi ke 63 tahun ini di mana seharusnya tanggal 12 Juli bergeser ke J5 juli, menurut dia karena penyesuaian dengan agenda Presiden. "Kami ingin Hari Koperasi selalu dihadiri Presiden," ucapnya.
Kementerian Koperasi dan UKM tetap fokus pada fungsi utamanya untuk menjadi stimulator bagi perkembangan dan peningkatan kualitas serta akses permodalan pelaku koperasi dan usaha mikro, kecil menengah (KUMKM). "Anggaran yang kami miliki untuk melakukan tugas penanganan secara langsung bagi peningkatan kualitas KUMKM, jelas sangat terbatas. Karena itu kami hanya berperan menjadi stimulator saja," kata Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan kepada Bisnis, pekan lalu.

Sumber: Bisnis Indonesia
READ MORE - Koperasi Didorong Kembangkan Bisnis Ritel

Membangun Citra Koperasi lewat Etalase


Beberapa waktu lalu Kementerian Koperasi dan UKM menyosialisasikan perlunya memunculkan koperasi etalase, sebagai upaya meningkatkan citra lembaga perkoperasian di setiap wilayah kabupaten/kota. Yang dimaksudkan koperasi etalase adalah kegiatannya memiliki keunikan, inovatif dan kreatif, memiliki usaha spesifik berbasis keunggulan sumber daya lokal, manajemennya mampu menunjukkan keunggulan kompetitif.
Kriteria penilaiannya tidak harus didasarkan atas keunggulan dari aspek besarnya sisa hasil usaha (SHU), kepemilikan modal sendiri, jumlah anggota dan lainnya lagi. Jadi, bisa saja koperasinya tidak besar, tetapi dapat memberdayakan koperasi tersebut menjadi tangguh dan mandiri.
Sasaran dari penemuan koperasi etalase adalah agar koperasi semacam itu dapat menjadi lokomotif bagi kemajuan bisnis koperasi dan UMKM setempat, terutama dikaitkan dengan produk-produk industri kreatif.
Koperasi demikian dapat berupa koperasi serba usaha, koperasi agrobisnis, koperasi wan ita, koperasi unit desa maupun koperasi karyawan. Keunikan usaha maupun keunggulan yang dimilikinya dinilai layak ditunjukkan kepada masyarakat luas.

Maka, tidak diragukan, Jawa Timur berpotensi menghadirkan sejumlah koperasi etalase, mengingat di provinsi itu terda- pat 22.000 unit koperasi yang bergerak di berbagai kegiatan usaha. Setiap koperasi itu tentu memiliki keunikan masing-masing sesuai jenis kegiatan usaha yang dilakukannya.
Sebagai contoh, beberapa KUD di Jatim cukup kompetitif melalui kegiatan di bidang per- susuan dengan memanfaatkan potensi sumber daya lokal. Sejumlah koperasi wanita sangat eksis di bidang simpan pinjam dengan menerapkan sistem tanggung renteng, sehingga kerapkali sistem tersebut dipelajari pelaku koperasi dari luar Jawa. Ada pula koperasi karyawan yang mengelola rumah sakit yang representatif.

Membangun Citra

Untuk menjabarkan pentingnya menemukan koperasi etalase di setiap kabupaten/kota, pihak Kementerian KUKM telah menga- dakan rapat koordinasi di Surabaya diikuti Dinas Koperasi & UMKM Jatim serta dinas yang membidangi koperasi dan UKM dari 20 kabupaten/kota di Jatim.
Asisten Deputi Urusan Pengembangan Sistem Bisnis Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kementerian KUKM, Endah Srinani, mengatakan koperasi eta lase merupakan koperasi yang terpilih berdasarkan persyaratan tertentu, dimana harus memiliki kelebihan/keistimewaan dalam bentuk keunikan, kekhasan, keunggulan, kepatutan yang dapat dipakai sebagai contoh.
Sebagai 'etalase', maka koperasi tersebut harus layak dipamerkan, sebagai upaya membangun citra koperasi. Selain itu, koperasi bersangkutan pun bisa memperkenalkan diri atau mempromosikan produk, kegiatan atau kelembagaannya.
Menurut Endah, jumlah koperasi secara nasional kini mencapai 175.102 unit, diantaranya 71% aktif dan 29% tidak aktif. Masih banyak koperasi aktif, tetapi citra koperasi terkesan surut, sehingga perlu diperbaiki dengan meningkatkan kinerjanya antara lain melalui penetapan ikon koperasi di setiap daerah guna menstimulasi koperasi lainnya.
"Terdapatnya koperasi unggulan di suatu kabupaten/kota juga merupakan penilaian keberhasilan capaian kinerja kepala dinas yang membidangi koperasi dan UKM," tuturnya dalam rakor pengembangan koperasi etalasi di Hotellnna Simpan, Surabaya, pada 16 Oktober lalu. Rakor dimaksudkan mencari masukan tentang pengembangan koperasi etalase melipti persamaan persepsi tentang definisi, kriteria, keunikan dan keunggulan lokal.
Koperasi etalase bisa muncul berdasarkan ciri fisik, jenis koperasi, skala usaha ataupun komoditas. Untuk itu, penemuannya membutuh- kan kecermatan dalam proses, seleksi agar diperoleh koperasi yang benar-benar memiliki keistimewaan.
Dengan ditemukannya koperasi etalase, maka ada wahana bagi instansi pemerintah daerah guna menginformasikan keberhasilan program pembinaannya kepada koperasi. Di lain pihak, melalui predikat sebagai 'etalase', koperasi bersangkutan bisa memperkenalkan diri atau mempromosikan produk, kegiatan maupun kelembagaannya.

Endah menambahkan dari Jatim terdapat dua koperasi yang diusulkan dapat menjadi 'etalase' di daerah masing-masing yakni Koperasi Satrla Jaya berlokasi di JI. Manokwari, Blitar, yang bergerak di bidang jasa pelayanan pinjaman tenaga kerja Indonesia (TKI) ang- gota koperasi yang akan ke luar negeri. Satunya lagi adalah Koperasi Karyawan (kopkar) Mekar PT Gudang Garam, JI. Semampir 11/1, Kota Kediri yang memfasilitasi ruang taka serba ada (toserba) sebagai stan promosi UKM dengan sewa sistem bagi hasil.(aac)
Instansi yang membidangi koperasi dan UKM di tingkat kabupaten/ kota dapat mengusulkan koperasi unik di daerah masing-masing ke Kementerian Koperasi & UKM untuk ditetapkan sebagai koperasi etalase, kemudian dikaji sekaligus didiskusikan dengan instansi daerah setempat melalui kunjungan ke lokasi koperasi.
Indikatornya memiliki ciri khas yang berbeda dengan koperasi pada umumnya, dimana menunjukkan keunggulan lokal, sifat umum koperasi, usaha layak & prospektif, produk layak & prospektif, tidak mudah ditiru serta memanfaatkan kearifan lokal.
"Penemuan koperasi etalase didasari penilaian dengan sudut pandang lain dibandingkan penetapan koperasi unggulan selama ini. Hal ini perlu, sebab keberadaan koperasi bisa dipandang dari berbagai dimensi," ujar Subroto Hadi Sugondo, konsultan koperasi, dalam rakor pengembangan koperasi etalase, belum lama ini.
Dalam pengaplikasiannya, yang dapat ditetapkan sebagai koperasi etalase ialah yang dapat memberi nilai tambah khas atau unik, tetapi layak, di samping memanfaatkan kearifan lokal. Karena itu, koperasinya bisa beragam dengan ciri kontekstual dan sifatnya bisa permanen.
Menurut Subroto, untuk menemukannya dilakukan dengan seleksi meliputi awal, kelembagaan dan disusul usaha, diikuti oleh keterlibatan anggotanya. Aspek kelembagaan didasarkan klasifikasi, latar belakang dan faktor dukungan perkembangan koperasi.
Adapun aspek kegiatan usaha yang khas sesuai kriteria koperasi etalase mencakup jenisnya, ada jenis kegiatan serupa pada koperasi lain, diversifikasi usaha, jenis usaha anggota, jenis usaha anggota paling menguntungkan, jenis usaa anggota paling banyak, keterkaitan usaha anggota dengan koperasinya.
Sementara yang dimaksudkan pemanfaatan keunggulan lokal terdiri dari bahan baku, sumber bahan baku, model pasokan bahan baku dan harga bahan baku dan kualitasnya.
"Selain dipamerkan dan dijadikan ikon, koperasi etalase dapat dilihat sebagai hiburan sebab performancenya unik. Untuk menetapkannya, dinas yang membidangi koperasi & UKM di tingkat kabupaten/kota perlu mengembangkan sendiri konsepnya," papar Subroto.
Menurut Kepala Dinas Koperasi & UKM Kab. Mojokerto, Gozali, di daerah tersebut tentu ada beberapa koperasi yang layak ditetapkan sebagai koperasi etalase.
"Kalau dicari, tentu di wilayah kerja kami terdapat koperasi yang layak dijadikan ikon dan dipamerkan seperti KUD yang bergerak di sektor agro- bisnis. Jadi, tidak perlu membentuk koperasi baru untuk ditetapkan sebagai koperasi etalase," usulnya.
Kepala Bidang Usaha Koperasi Dinas Koperasi & UKM Kab. Bojonegoro, Hari Mudji Santoso, juga berpendapat serupa bahwa untuk menjadikan koperasi etalase selayaknya mencari yang telah ada, tidak perlu mendirikan koperasi baru," tuturnya.
Untuk menemukan koperasi unik sesuai kriteria Kementerian Koperasi & UKM agaknya bukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan, terlebih-lebih tingkat keaktifan koperasi di Jatim mencapai 80% dari total 22.000 unit yang ada.
Sumber: Lensa Edisi 09/ November 2010 Dinas Koperasi UMKM Jawa Timur
READ MORE - Membangun Citra Koperasi lewat Etalase

Ritel Modern Disarankan Gandeng UKM


Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) Syarifuddin Hasan menyarankan agar pengusaha ritel modern menggandeng kalangan pengusaha kecil dan menengah. Hal ini supaya mendorong UKM sebagai pemasok komoditas perda- gangan di tempat usaha tersebut.
"Upaya ini dapat menjembatani kesulitan para UKM mendapatkan akses ke pusat perbelanjaan," kata Syarifuddin saat pembukaan Bazar Rakyat dan Pojok Rakyat Carrefour, Surabaya, kemarin.
Dia optimistis, kerja sama antara peritel modern dan UKM dapat meningkatkan kinerja pengusaha kecil menengah mendatang. Apalagi, selama ini UKM selalu merasa sulit bersaing menembus pasarmodern. "Misalnya, terkendala pengemasan maupun kebersihan yang masih kurang standar," ujarnya.
Beliau menilai,kerjasama yang dilakukan manajemen pasar modern seperti halnya Carrefour dalam menggandeng UKM patut ditiru pasar modern lainnya. "Jika jalinan kemitraan tersebut dapat terealisasi baik oleh sejumlah peritel modem lain maka pertumbuhan ekonomi Jatim, khususnya melalui kontribusi UKM kian meningkat," tuturnya.

Presiden Direktur PT Carrefour Indonesia Shafie Shamsuddin mengatakan, Bazar Rakyat dan Pojok Rakyat dilaksanakan untuk menunjukkan kemitraan yang erat antara Carrefour, pelaku UKM, dan koperasi. "Pelaksanaannya kami terapkan beriringan dengan tema peringatan HUT Ke-63 Koperasi Indonesia yaitu Koperasi bangkit untuk kesejahteraan rakyat," ucapnya.

Dia optimistis, koperasi yang mayoritasberanggotakan UKM dapat menjadi mitra strategis sekaligus menjadi wadah untuk mengatasi persoalan ekonomi dengan membangun usaha bersama. "Bazar Rakyat dan Pojok Rakyat di Surabaya dilaksanakan di tiga gerai Carrefour di Surabaya di antara-nya, Carrefour Rungkut, Carrefour Jalan Ahmad Yani, dan Carrefour BG Junction di Jalan Bubutan," paparnya.

Bahkan kegiatan yang diadakan di Carrefour Rungkut diikuti 52 pengusaha kecil di bawah binaan Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perdagangan, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hip-mi), "diikuti oleh pedagang kaki lima yang berada di radius 1 kilometer dari gerai serta mitra UKM binaan Carrefour," tambahnya.

Di sisi lain, Deputi Menteri KUKM Agus Muharram mengatakan, pihaknya mengusulkan keringanan pajak bagi koperasi. Dia menjelaskan, pihaknya menyampaikan usul itu untuk mendorong perkembangan dan meningkatkan kemandirian koperasi, yang sampai saat ini masih dibutuhkan. "Mereka harus dibantu supaya bisa mandiri. Kalau sudah mandiri mereka akan membayar pajak yang lebih besar sesuai ketentuan," katanya di Jakarta kemarin.

Beliau mengatakan, pihaknya telah menyampaikan surat kepada Dirjen Pajak mengenai penyesuaian pajak penghasilan (PPh) atas bunga simpanan anggota koperasi pada 8 Desember 2009. Dalam surat itu, Kementerian KUKM mengusulkan penyempurnaan Peraturan Pemerintah No 15/ 2009 tentang Pajak Penghasilan atas Bunga Simpanan Koperasi yang Dibayarkan oleh Koperasi kepada Anggota Koperasi Orang Pribadi.

Menurut peraturan pemerintah tersebut, bunga simpanan dikenai tarif PPh setelah simpanan memperoleh bunga diatas Rp240.000,- per bulan. Kementerian KUKM mengusulkan agar batas bunga simpanan dinaikkan menjadi di atas Rp320.000,- dengan pertimbangan sesuai perhitungan batas penghasilan tidak kena pajak pada wajib pajak orang pribadi per bulan.

Sumber: Harian Seputar Indonesia
READ MORE - Ritel Modern Disarankan Gandeng UKM

Web Mitra Usaha KERaN


http://mitra.keran.orgWebsite khusus untuk Program Mitra Usaha KERaN dapat diakses di http://mitra.keran.org. Saat ini website ini memiliki 2 modus: modus komputer (diakses lewat komputer) dan modus perangkat bergerak (mobile content). Selain penjelasan tentang konsep Kemitraan, website ini menampilkan daftar Mitra Usaha terbaru dan daftar Direktori Mitra Usaha (dikelompokkan berdasarkan daerah).
Mitra Usaha akan ditampilkan secara urut sesuai nama (alfabet), dengan prioritas tampilan dimulai dari Mitra Emas (PV 200%) diikuti Mitra Perak (PV 100%) dan terakhir Mitra Perunggu (PV 50%).
Untuk pengembangan selanjutnya, direktori akan bisa diakses dengan pengelompokkan secara kategori usaha dan pencarian berdasarkan teks (menggunakan mesin pencari Google).
READ MORE - Web Mitra Usaha KERaN

Petunjuk Teknis Mitra Usaha


Petunjuk Teknis Mitra Usaha KERaNDapatkan petunjuk teknis (cara mendaftar, cara melakukan penambahan deposit MPV, cara melakukan transfer PV ke pelanggan) lewat eWallet maupun lewat SMS dalam bentuk presentasi online atau download dalam format PPS (PowerPoint Slide - Office 97) / Adobe PDF (ideal untukdicetak ke printer). Arahkan peramban (browser) Anda ke http://mitra.keran.org/teknis...
2011-03-14 07:33:35 - admin
READ MORE - Petunjuk Teknis Mitra Usaha

Layanan Pembayaran Listrik, Telepon, Tagihan Kartu Kredit/KTA lewat KERaN


EDC_GaRibet180px.jpg Mulai 1 April 2011, KERaN menyediakan layanan pembayaran tagihan rekening listrik (Jawa,Bali,Kaltim,Kalsel,Kalteng,NTB,NTT,Sumut), tagihan telepon rumah (PSTN), tagihan Internet Telkom Speedy, tagihan telepon bergerak pasca bayar (Halo,Matrix,Flexy Classy), tagihan kartu kredit (HSBC,ANZ), dan cicilan KTA (Kredit Tanpa Agunan: HSBC, ANZ).
Anggota RealPOINT maupun masyarakat umum (non-anggota) dapat langsung melakukan pembayaran di semua DP terdaftar RealPOINT (list DP terpublikasi di http://www.keran.org/daftardp.php).
Biaya adminstrasi untuk layanan ini sebesar Rp5.000,- per transaksi. Khusus untuk anggota RealPOINT, dapatkan 50 PV. Untuk anggota dengan peringkat minimal *1 (pada saat transaksi dilakukan) dapatkan cashback sebesar 100 Pts yang langsung dikreditkan balik ke Point$ Dompet KERaN (eWallet) bersangkutan.
Untuk DP yang akan menyediakan layanan ini, dapat memilih dari 2 pilihan: Menggunakan mesin EDC sendiri (membayar deposit mesin sebesar Rp1.500.000,-, sewa mesin Rp250.000,- per bulan yang mana biaya sewa ini akan dihapuskan / waived kalau transaksi mencapai minimal 1000 transaksi/bulan), atau menggunakan Virtual EDC yang dapat diakses dari aplikasi iSHARC/2 (aktivasi gratis).
Komisi aktivasi untuk DP sebesar Rp600,- per transaksi (kalau menggunakan mesin EDC sendiri komisi ditambah Rp800,- menjadi total Rp1400,- / transaksi). DP juga berhak atas bonus prestasi sebesar Rp50.000,- untuk transaksi via Virtual EDC atau Rp100.000,- untuk transaksi via mesin EDC per 1.000 transaksi.
READ MORE - Layanan Pembayaran Listrik, Telepon, Tagihan Kartu Kredit/KTA lewat KERaN

Revisi Alokasi Biaya Pemasaran untuk Program Mitra Usaha


Mitra.gif
Seperti yang sudah diketahui bersama, selain PV (terbagi dalam 3 kelas: Perunggu, Perak, Emas) disediakan pilihan bagi Mitra Usaha untuk memberikan potongan langsung (discount). Kemudian berkembang pemikiran berdasarkan masukan dari jaringan di lapangan untuk membuat sistem Discount ini menjadi sistem Cashback.
Untuk menyederhanakan sistem yang saat ini memiliki dua besaran promosi: rasio PV (50%,100%,atau 200%)dan persentase discount, diputuskan untuk menggabungkan kedua elemen ini dalam satu sistem yang sederhana, terkait langsung dengan jumlah PV, sekaligus mengakomodir masukan untuk mengimplementasikan sistem Cashback dalam program Mitra Usaha.
Konsekuensinya adalah penyesuaian jumlah MPV per paket yang tadinya 1.000 MPV / paket menjadi 833 MPV / paket. Dengan kata lain, alokasi biaya pemasaran menjadi tetap dan pasti: Mitra Perunggu 3%, Mitra Perak 6%, Mitra Emas 12% tanpa perlu alokasi tambahan untuk discount (sudah terintegrasi).
Manfaat dari penyesuaian ini, pelanggan yang cuma *1 pun akan langsung mendapatkan Reward Point$ setara dengan jumlah PV yang didapat.
Contoh: Budi berbelanja di suatu Mitra Perak sebesar Rp100.000,-. Seperti biasa, Budi menerima 100 PV. Bedanya, sekarang Budi juga langsung menerima 100 Pts yang langsung masuk ke point eWalletnya (dengan catatan Budi saat itu sudah mencapai *1 terlebih dahulu).
Selain itu, sponsor langsungnya (minimal *1) ikut mendapat Reward Point$ sebesar 20% dari jumlah cashback yang diterima Budi (20 Pts). Untuk *2 terdekatnya yang sudah menjadi anggota koperasi juga diberikan Reward Point$ sebesar 20% dari jumlah cashback Budi (20 Pts).
Catatan: Cashback terhadap pelaku transaksi (dan juga residual cashback reward untuk sponsor / upline ybs.) diberikan secara instant / real-time.
Manfaat dari penyesuaian ini bagi Mitra Usaha:
  1. Mitra Usaha tidak lagi perlu mengalokasikan biaya tambahan di luar discount (walaupun tentu saja dipersilakan kalau Mitra Usaha ingin memberikan discount untuk meningkatkan daya saingnya)
  2. Sistem menjadi lebih sederhana, cukup satu besaran: MPV (sebenarnya dua: PV dan Cashback Pts, namun berhubung konversi jumlahnya sama, 1 MPV => 1 PV + 1 Cashback Pts, keduanya dapat dianggap menyatu).
  3. Pelanggan *1 langsung mendapat Pts, membuat pelanggan lebih bersemangat untuk berbelanja di Mitra (pelanggan yang tidak aktif membangun jaringan / cuma berbelanja saja pun tetap mendapatkan Pts)
  4. Ada insentif 20% dari jumlah cashback yang diterima downline langsungnya merangsang sponsornya untuk lebih aktif mempromosikan Mitra Usaha.
  5. Ada insentif 20% untuk upline *2 (yang sudah anggota koperasi) membuat leader group juga secara aktif mendorong keseluruhan jaringan di kelompok pemasarannya untuk aktif berbelanja di Mitra Usaha
Manfaat penyesuaian ini bagi jaringan:
  1. Untuk *1 sudah bisa mendapat Pts (bonus) langsung dari pembelanjaan pribadinya
  2. Adanya cashback reward untuk sponsor merupakan insentif tambahan untuk membangun jaringan
  3. Motivasi tambahan untuk *2 untuk sesegera mungkin menjadi anggota koperasi
Manfaat penyesuaian ini bagi DC/DP:
  1. Cashback diperoleh bila sudah *1, artinya dari awal pelanggan akan termotivasi untuk mencapai 500 PV secepatnya (yaitu dengan belanja sembako / produk eksklusif).
  2. Peningkatan jumlah jaringan lebih cepat --> lebih banyak Business Pack dan produk eksklusif yang terjual --> omzet naik --> penghasilan meningkat
CATATAN PENTING:
Program Mitra Usaha ini direvisi untuk memberikan yang terbaik bagi semua elemen KERaN. Untuk itu mari kita jaga kelangsungan program ini dengan memelihara keharmonisan antar elemen di KERaN dengan memperhatikan aturan main:
  1. Hanya DP terdaftar yang berhak mengajukan diri sebagai Mitra Usaha di bidang ritel kebutuhan sehari-hari
  2. DP dilarang untuk mengambil barang dari pemasok lain selain DC untuk barang yang tersedia di daftar resmi KERaN seperti yang tercantum di daftar produk di sistem iSHARC/2.
  3. Dalam hal barang tertentu tidak tersedia di DC (bukan barang resmi KERaN), DP Mitra dipersilakan memasok barang dari pemasok lain dengan catatan jika suatu hari DC menyediakan barang tersebut maka DP Mitra harus serta merta mengalihkan pasokan barang tersebut kembali lewat DC di daerahnya masing-masing
  4. Ketersediaan barang (stock) barang resmi KERaN harus lebih diutamakan dibanding barang-barang lainnya
Apabila ditemukan pelanggaran atas ketentuan di atas yang dilaporkan oleh jaringan dengan disertai bukti yang jelas, akan dikenakan sanksi tegas berupa pencabutan lisensi Mitra Usaha bersangkutan.
READ MORE - Revisi Alokasi Biaya Pemasaran untuk Program Mitra Usaha

Monday, June 27, 2011

Affiliate Programs-An Easy Start to Online Income

If you have been longing to start a business online you may
be coming across terms you've never heard before. You may
also have found the opportunities available are
overwhelming. Where do you begin?

AFFILIATE PROGRAMS - EASY START

Affiliate programs may be the easiest online business to
start running. Why?

With any online business you must have a product or service
to sell. First you must create this product or service and
then you must be able to fill orders.

Selling your own product or service also means creating a
website, learning how to write ad copy, setting up a
marketing plan, being able to accept payments online and
obviously doing the work. If you're selling a physical
product then you will need to make or buy the item, package
it and pay for shipping costs. If you provide a service
than you will likely have to start by doing free jobs to
build your credibility and then when you are charging for
your service you are still limited by how much work you can
actually handle.

THE MAGIC OF AFFILIATE PROGRAMS

Affiliate programs are a great way to get started in an
online business. In fact there are even some 'Super
Affiliates' who are making fabulous incomes from affiliate
programs. So, what ARE affiliate programs?

Affiliate programs allow you to sell another company's
service or product and make a commission on every sale or
lead. You do not even need to build a website or handle the
transaction. Your job is to drive traffic (customers) to
your affiliate link.

An affiliate link is a special URL code that will identify
customers coming to the company's site from your
advertising. It will likely be the website address with a
code attached to the end.

Some affiliate programs also have tiers. That means if
someone who is interested in SELLING the product comes
through your link and signs up you will also get a small
percentage of THEIR earnings.

HOW DO I CHOOSE A PROGRAM?

You should research the popularity of some of your
interests. Try to determine if people are buying that
product or service online. There are many sources for
finding that information including free ones such as the
Overture keyword tool.

When you have found an area that is popular then type the
subject along with 'affiliate program' into your search
engine and see which programs have services or products for
that area. You can also use an affiliate program directory.

When you have found a program that looks interesting you
should read the terms of the program. Make sure that payouts
are not based on a high commission earning or you may never
see your money. Also try to choose programs with high
commission rates. Often you will find ebooks and
downloadable software has the highest rates as there is no
physical product to make or ship. If you are satisfied with
the terms then you need to sign up - usually a simple
process.

START MARKETING

The reason affiliate programs are so great for beginners is
that you only need to focus on marketing - not making - your
product.

Many affiliate programs have information on how to market
and give you tools such as banners, product feeds and more.
You can also look for other information on marketing
including writing articles, creating pay-per-click
campaigns, commenting in online forums etc. As you gain
experience marketing you will make adjustments to your
selling and start creating a wonderful income!
(http://moneytechnic.blogspot.com/)
READ MORE - Affiliate Programs-An Easy Start to Online Income

8 Basic Rules for Choosing The Right Affiliate Program

But the problem is… there's so much affiliate programs out there for you. In this article I will guide you to select the most suitable and profitable Affiliate Program for you. I recommend you to follow this rule before choosing an Affiliate Program.

Joining an Affiliate Program is a great way to start earning a sizeable income on the net without lots of of the hassles that come with walking your own business.

Remember that any recommendation you make will reflect directly on you. If you recommend a great quality product, the people you recommended will always trusted you and be interested in future recommendations that you make. If you recommend a bad quality product, and I'll guarantee that they will likely hesitate to act on any offers you recommend.

1. Find a great quality product or service

2. Look for a program that offers top commissions.

Don't get greedy. Only recommend products that you truly believe in.

I think it's perfectly reasonable for you to expect to be paid 30% to 50% of the profits on each product sold. 5% to 10% is very low. You should look for companies who understand the "lifetime value" of new customers you refer and appreciate your efforts.

Only consider joining programs that show a similar level of respect for their affiliates.

Make sure that the affiliate program is turning a reasonable number of visitors in to sales. If not, then your efforts directing traffic to their web-site will be wasted. A 1% conversion ratio (1 out of every 100 visitors) is good, 2%+ is better.

3. Make sure they've a high sales conversion ratio.

4. Be sure you'll be credited for every sales you make.

You should find out what kind of tracking software the Affiliate Program that you're interested in joining uses. You MUST look for a program that uses quality affiliate tracking software that is reliable and tracks ALL (online, by phone, fax, mail orders, etc), because there's lots of companies only track online orders, and this means that you will rarely get credit for anywhere from 5% - 10% of your affiliate sales!.

5. they should permit you to access your sales statistics realtime.

Make sure they've a high sales conversion ratio as well as a good tracking software.

6. Look for a program that teaches you to maximize your affiliate sales.

What I mean is that the Affiliate Program you join should give you a special username and password that you can use to access your own personal affiliate sales information right on their website. lots of affiliate programs have done this, you don't have to worry about that, but incase they don't, you should reconsider to join them.

Find an affiliate program that is similarly dedicated to educating their affiliates.

A good affiliate program will provide you with everything you need to be successful. They'll provide you with traffic-generating banners, text-links, and recommendation letter templates. They'll tell you which techniques work well in which circumstances.

7. Make sure they are reputable.

I still feel I should mention the importance of doing business with a reputable company. I know lots of people who've worked hard, made a lot of sales for a company, but then they've rarely been paid or forced to wait months and months to get their money, I've been there . If you've any concerns about a company that you are thinking of doing business with, ask for references and do some checks on them before you join them.

8. Be sure to read all contracts and agreements.

Before you join any affiliate program, just make sure that you read all contracts and agreements very carefully. Pay very close attention to exclusivity clauses in the agreement. Be careful that any affiliate agreement or contract you sign does not restrict you.(http://moneytechnic.blogspot.com/)
READ MORE - 8 Basic Rules for Choosing The Right Affiliate Program

Creating Best Online Business

here are many different ways to make money on the Internet but this article today will focus on one particular idea, creating the best online business. There are as many ways to make money on the Internet as possible but there aren't a great deal of tried and true methods that can work for different people.

The method that we will focus on today is creating a website in a small but profitable niche. What all businesses come down to is finding and maintaining a strong and solid customer base that can constantly make them money. This is true no matter what type of business this is, Internet or retail. The only way that a company makes money is by attracting a solid base of customers and then building off of that. If you are able to build a solid base of highly responsive customers, you will have the opportunity to print your own money.

The first key in creating the best online business is to help you identify a niche that you can work in. this can be a bit tricky but you must make sure that it has a few characteristics. First, you will want the subject to be something that you are interested in hopefully. To truly create a website that people will want to keep visiting, you will have to have a great deal of information and different ways to keep them interested. You will probably need to be researching these topics quite a bit so a strong interest within the field will help you. Secondly, visit www.findhotniches.com. This website can help you generate ideas on what different areas are underserved. The author of this website, James Jackson, gives you niches plus keywords so that you know what to build your website around.

That was great information but here is the rest quickly. You want your website to be built around those keywords so that Internet searches bring up your website among the first page of search results. By doing this, you can start gaining traffic to your website. By constantly writing articles, you can develop a repeat client base which you can begin selling to. Once you are done developing the website, you need some sort of product to sell. This is not necessarily something that you have to come up with. If you go to Clickbank.com, you will find many different products that you can probably sell within your particular niche. You will get a share of the profits and the system is automated so that you just have to guide your clients over to that particular website and everything else is taken care of for you.

If you decide and look into developing a newsletter then you can promote a product at the end of the newsletter, which could bring you in a great deal of money. This is where you can make some good money. Hopefully this article on creating the best online business will help you out. If you want to succeed, try this idea but keep testing as it takes great time and effort to become a strong and profitable website. (http://moneytechnic.blogspot.com/)
READ MORE - Creating Best Online Business

Opportunities for you in creating Business Internet Online

Within this article today, we're going to look at creating a work at home business that focuses on the Internet and online. There are many different businesses that you can focus on and we will look at what you should look for within a particular business that you want to do.

There are great many opportunities for you in creating a work at home business that focus on the Internet and online. One of the best resources for you to find information about this is at www.affiliateprograms.com. You'll want to spend a great deal of time visiting this website because you can find many different affiliate programs that you can market in many different categories. Some of the categories that they have that you can market include finance and investment, food and beverage, automotive, and health and fitness. Take the time to read because each affiliate program will list their website as well as a small description on what they do and you will want to visit the website as well. If you are going to be spending a great deal of your time promoting a particular website and program, you'll want to make sure that this is worth your while. Also, with each of these particular programs, you should look at how much money you would be making by selling each of these. You'll probably find several programs that seem interesting to you so see which one peaks your interest and pays well and head for that opportunity.

As far as fair warning for what seems to be opportunities on the Web for other things, there are many different websites that promise that you can make money through either taking surveys or through posting on free forums for several hours day. This sounded good and many people have signed up and found that they have wasted a great deal of time and money in the end when trying out these so-called "opportunities. Remember to listen to your gut when you're thinking about this. There are many work-at-home scams out there so make sure to take your time in reading about what the different websites have to offer.

Another great work home business that has an online focus can be eBay. This is stressed throughout some articles on this website but it is a great tool for you to begin your career. You can learn how to write sales copy for your auctions as well as how to properly promote yourself. If you take the lessons to be learned on eBay and apply them to other Internet marketing areas, you will find yourself ready to tackle almost anything out there.

Hopefully this article on creating a work at home business that focuses on the Internet and online has been beneficial to you. When we designed this article and wrote it, we want you to know what to look for within a particular business as well as what to do for it. It is important to know what to look for as well as what to avoid.(http://moneytechnic.blogspot.com/)
READ MORE - Opportunities for you in creating Business Internet Online

Co-operative Sectors

Types of Co-operatives

The co-operative model of enterprise can be applied to any business activity. They exist in traditional economic sectors such as agriculture, fisheries, consumer and financial services, housing, and production (workers' co-operatives). However, co-operative activity spans to large number of sectors and activities including car-sharing child-care, health and social care, funeral, orchestras and philharmonics, schools, sports, tourism, utilities (electricity, water, gas, etc.), and transport (taxis, buses, etc).
Agricultural co-op, CanadaConsumer co-op product, NorwaySchool co-op ColombiaConsumer co-op, Japan
Health co-op BeninFisheries co-op Japan Social care co-op, SwedenTaxi co-op, Canada

ICA's Sectoral Organisations

READ MORE - Co-operative Sectors

Co-operative History

The Rochdale Pioneers

Co-operatives started out as small grassroots organisations in Western Europe, North America and Japan in the middle of the last century, however, the it is the Rochdale Pioneers that is regarded as the prototype of the modern co-operative society and the founders of the Co-operative Movement.

Rochdale PioneersIn 1844 a group of 28 artisans working in the cotton mills in the town of Rochdale, in the north of England established the first modern co-operative business, the Rochdale Equitable Pioneers Society (photo). The weavers faced miserable working conditions and low wages, and they could not afford the high prices of food and household goods. They decided that by pooling their scarce resources and working together they could access basic goods at a lower price. Initially, there were only four items for sale: flour, oatmeal, sugar and butter.

The Pioneers decided it was time shoppers were treated with honesty, openness and respect, that they should be able to share in the profits that their custom contributed to and that they should have a democratic right to have a say in the business. Every customer of the shop became a member and so had a true stake in the business. At first the co-op was open for only two nights a week, but within three months, business had grown so much that it was open five days a week.

The principles that underpinned their way of doing business are still accepted today as the foundations upon which all co-operatives operate. These principles have been revised and updated, but remain essentially the same as those practiced in 1844. (http://www.ica.coop/coop/history.html)
READ MORE - Co-operative History

Statement on the Co-operative Identity

Definition

A co-operative is an autonomous association of persons united voluntarily to meet their common economic, social, and cultural needs and aspirations through a jointly-owned and democratically-controlled enterprise.

Values

Co-operatives are based on the values of self-help, self-responsibility, democracy, equality, equity and solidarity. In the tradition of their founders, co-operative members believe in the ethical values of honesty, openness, social responsibility and caring for others.

Principles

The co-operative principles are guidelines by which co-operatives put their values into practice.

1st Principle: Voluntary and Open Membership
Co-operatives are voluntary organisations, open to all persons able to use their services and willing to accept the responsibilities of membership, without gender, social, racial, political or religious discrimination.
2nd Principle: Democratic Member Control
Co-operatives are democratic organisations controlled by their members, who actively participate in setting their policies and making decisions. Men and women serving as elected representatives are accountable to the membership. In primary co-operatives members have equal voting rights (one member, one vote) and co-operatives at other levels are also organised in a democratic manner.
3rd Principle: Member Economic Participation
Members contribute equitably to, and democratically control, the capital of their co-operative. At least part of that capital is usually the common property of the co-operative. Members usually receive limited compensation, if any, on capital subscribed as a condition of membership. Members allocate surpluses for any or all of the following purposes: developing their co-operative, possibly by setting up reserves, part of which at least would be indivisible; benefiting members in proportion to their transactions with the co-operative; and supporting other activities approved by the membership.
4th Principle: Autonomy and Independence
Co-operatives are autonomous, self-help organisations controlled by their members. If they enter to agreements with other organisations, including governments, or raise capital from external sources, they do so on terms that ensure democratic control by their members and maintain their co-operative autonomy.
5th Principle: Education, Training and Information
Co-operatives provide education and training for their members, elected representatives, managers, and employees so they can contribute effectively to the development of their co-operatives. They inform the general public - particularly young people and opinion leaders - about the nature and benefits of co-operation.
6th Principle: Co-operation among Co-operatives
Co-operatives serve their members most effectively and strengthen the co-operative movement by working together through local, national, regional and international structures.
7th Principle: Concern for Community
Co-operatives work for the sustainable development of their communities through policies approved by their members.(http://www.ica.coop/coop/principles.html)    
READ MORE - Statement on the Co-operative Identity

What is a co-operative?

A co-operative is an autonomous association of persons united voluntarily to meet their common economic, social, and cultural needs and aspirations through a jointly-owned and democratically-controlled enterprise.

Ranging from small-scale to multi-million dollar businesses across the globe, co-operatives employ more than 100 million women and men and have more than 800 million individual members.


What is the co-operative difference?

Co-op People Co-op People Co-op People Co-operatives are enterprises that put people at the centre of their business and not capital. Co-operatives are business enterprises and thus can be defined in terms of three basic interests: ownership, control, and beneficiary. Only in the co-operative enterprise are all three interests vested directly in the hands of the user.

Co-op People Co-op People Co-op People Co-operatives put people at the heart of all their business. They follow a broaderset of values than those associated purely with making a profit. Because co-operatives are owned and democratically-controlled by their members (individuals or groups and even capital enterprises) the decisions taken by co-operatives balance the need for profitability with the needs of their members and the wider interests of the community.

Co-operatives are also enterprises that follow a set of principles and values - The Co-operative Principles. The Co-operative Identity Statement elaborated in 1995 by the ICA is the internationally recognised definition of the co-operatives, its values, and principles.

Type of co-operatives

The co-operative model of enterprise can be applied to any business activity. They exist in traditional economic sectors such as agriculture, fisheries, consumer and financial services, housing, and production (workers' co-operatives). However, co-operative activity spans to large number of sectors and activities including car-sharing child-care, health and social care, funeral, orchestras and philharmonics, schools, sports, tourism, utilities (electricity, water, gas, etc.), and transport (taxis, buses, etc).

Ag co-operative Canada Consumer co-op Japan Credit Union Kazakhstan Taxi Co-op Canada
Philharmonic co-op USATea co-opDaycare co-op Singapore
Co-op health insurance BeninSchool co-op Colombia Housing co-op Sweden Sewa women's co-op India

Co-operatives are significant economic and social actors

All over the world, millions of people have chosen the co-operative model of business enterprise to enable them to reach their personal and community development goals. Co-operatives create and maintain employment providing income; they are responsible for producing and supplying safe and quality food and services to their members, but also to the communities in which they operate. By putting the Co-operative Principles and ethics in practice they promote solidarity and tolerance, while as 'schools of democracy' they promote the rights of each individual - women and men. Co-operatives are socially conscious responding to the needs of their members whether it is to provide literacy or technical training, or to take action against the HIV/AIDS pandemic. Through their varied activities, co-operatives are in many countries significant social and economic actors in national economies, thus making not only personal development a reality, but contributing to the well-being of entire populations at the national level.
  • Over 800 million people are members of a co-operative.
  • Co-operatives provide 100 million jobs worldwide, 20% more than multinational enterprises.
(http://www.ica.coop/coop/index.html)
READ MORE - What is a co-operative?

Sunday, June 26, 2011

Layanan Pembayaran Listrik, Telepon, Tagihan Kartu Kredit/KTA lewat KERaN



EDC_GaRibet180px.jpgMulai 1 April 2011, KERaN menyediakan layanan pembayaran tagihan rekening listrik (Jawa,Bali,Kaltim,Kalsel,Kalteng,NTB,NTT,Sumut), tagihan telepon rumah (PSTN), tagihan Internet Telkom Speedy, tagihan telepon bergerak pasca bayar (Halo,Matrix,Flexy Classy), tagihan kartu kredit (HSBC,ANZ), dan cicilan KTA (Kredit Tanpa Agunan: HSBC, ANZ).
Anggota RealPOINT maupun masyarakat umum (non-anggota) dapat langsung melakukan pembayaran di semua DP terdaftar RealPOINT (list DP terpublikasi di http://www.keran.org/daftardp.php).
Biaya adminstrasi untuk layanan ini sebesar Rp5.000,- per transaksi. Khusus untuk anggota RealPOINT, dapatkan 50 PV. Untuk anggota dengan peringkat minimal *1 (pada saat transaksi dilakukan) dapatkan cashback sebesar 100 Pts yang langsung dikreditkan balik ke Point$ Dompet KERaN (eWallet) bersangkutan.
Untuk DP yang akan menyediakan layanan ini, dapat memilih dari 2 pilihan: Menggunakan mesin EDC sendiri (membayar deposit mesin sebesar Rp1.500.000,-, sewa mesin Rp250.000,- per bulan yang mana biaya sewa ini akan dihapuskan / waived kalau transaksi mencapai minimal 1000 transaksi/bulan), atau menggunakan Virtual EDC yang dapat diakses dari aplikasi iSHARC/2 (aktivasi gratis).
Komisi aktivasi untuk DP sebesar Rp600,- per transaksi (kalau menggunakan mesin EDC sendiri komisi ditambah Rp800,- menjadi total Rp1400,- / transaksi). DP juga berhak atas bonus prestasi sebesar Rp50.000,- untuk transaksi via Virtual EDC atau Rp100.000,- untuk transaksi via mesin EDC per 1.000 transaksi.
READ MORE - Layanan Pembayaran Listrik, Telepon, Tagihan Kartu Kredit/KTA lewat KERaN

Sambutan Bpk. Adi Sasono


Transkrip orasi Bpk. Adi Sasono - 27 Desember 2010 di Bali

Dalam acara yang diselenggarakan Koperasi Ekonomi Rakyat Nusantara



Kebangkitan Ekonomi Rakyat Nusantara
27 Desember 2010
Koperasi... pertahanan terakhir dalam peperangan melawan penjajahan ekonomi -- Bpk. Adi Sasono (mantan Menkop RI, Ketua Dewan Pembina Dekopin RI, penasehat KERaN)



Om Swastiastu, Salam Sejahtera,

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...



Tanpa kita rencanakan, hari ini ada 3 peristiwa. 80 tahun yang lalu, di hari ini, Bung Karno mengucapkan pidato yang terkenal, yang judulnya 'Indonesia Menggugat' di depan pengadilan Belanda di Bandung, persis hari ini, 27 Desember.



27 Desember 1949, 61 tahun yang lalu, Belanda atas tekanan Amerika, terpaksa mengakui kedaulatan Indonesia. Kita sebenarnya melakukan proklamasi sepihak, ini bedanya kita dengan Malaysia. Malaysia, Indiia, kemerdekaan diberikan. Indonesia berbeda, kita proklamasi sepihak, kita tidak mau (dijajah), kita merdeka sendiri, dan akhirnya Belanda mau mengakui, pada hari ini, 61 tahun yang lalu.



Dan yang ketiga, hari ini juga, kita meluncurkan sebuah gerakan kebangkitan ekonomi rakyat Nusantara.



Apakah ini kebetulan? Saya rasa tidak. Saya juga tidak menduga bahwa 3 peristiwa penting terjadi hari ini.



Dan kalau itu terjadi di Bali, ini jadi alasan lain yang menjadikan Bali harus menjadi awal kebangkitan ekonomi rakyat. Masyarakat Bali harus memberi contoh. Contoh tidak harus dari Jakarta, contoh bisa dari mana saja. Sekarang, jarak telah mati. The death of distance, karena ada teknologi. Petani kacang tanah dari Georgia, suatu hari bisa jadi Presiden AS, namanya Jimmy Carter. Ada gubernur dari negara bagian AS, kalau di sini seperti NTT, bisa 2x jadi presiden AS. Namanya Bill Clinton. Itu karena jarak tidak menjadi persoalan. Begitu juga, Bali harus bisa jadi contoh bagi bangsa Indonesia.



Contoh apa? Contoh dari semangat kebangsaan!



Nasionalisme kita harus lebih dari sekedar semangat (saat pertandingan sepak) bola, itu sesaat. Kita pilu rasanya saat Indonesia dipecundangi 3-0. Di SMS kita menyalahkan Malaysia karena pakai laser. Kalau karena laser, 1-0 ya maklum. Kalau 3-0, ya kita kalah koq.

Tapi bukan itu masalahnya. Kenapa rasa kebangsaan timbul hanya karena bola. Kenapa kalau bangsa kita diseterika, diperkosa, ratusan orang, tidak timbul rasa nasionalisme kita. Kenapa kita tidak marah. Paling ngedumel, ngomel.



Tadi pesan Sdr. Ferdinand jelas, kita harus bertindak. Kalau lampu mati menjadi gelap, jangan ngomel. Cari lilin, terangi. Dengan tangan kita. Itu tugas kita. Dan itu yang harus kita lakukan!



Saya meneruskan pesan Bung Karno, 80 tahun yang lalu. Ketika beliau diadili, beliau mengatakan "Kita sekarang mengadili kolonial Belanda". Beliau sedang diadili, tapi justru beliau (balas) mengadili kolonial Belanda. Belanda ke sini bukan untuk misi suci seperti 'membuat beradab orang-orang inlanders'... kita dihina oleh Belanda. Di banyak tempat, kalau di Bandung ada perkumpulan di bumi Sangkuriang, kalau di Jakarta di harmoni ada Sositet, ada pengumuman besar "Anjing dan pribumi dilarang masuk". Jadi kita ini disamakan semacam keturuan anjing, begitu cara Belanda menghina kita.



Saya kebetulan pernah tinggal di Belanda, saya sering ke museum, saya merenung tentang makna penjajahan dan melihat bangunan kokoh di sana, semua itu adalah hasil keringat dan darah dari leluhur kita dulu, yang menciptakan suatu momentum besar, Belanda melakukan akumulasi ekonomi secara besar-besaran dan menjadi negara yang kuat sampai saat ini.



Bangsa kita ini bangsa yang 'keple' betul dulu itu. Keplenya apa? Mudah diadu domba, itu nomor satu, dan teorinya Belanda begitu, devide et impera. Pemimpinnya itu bisa disuruh menindas bangsa sendiri. Caranya dipuji-puji, sekedar disogok, dia sudah menjadi budak kaki tangan dari kepentingan VOC, kepentingan kapitalisme Belanda.



Jadi Bung Karno mengingatkan kita semua waktu itu, ada 4 hal kenapa Belanda dan bangsa Eropa datang ke Indonesia. Pertama, kita hanya menjadi bangsa pemasok bahan mentah. Kedua, kita hanya menjadi tempat penanaman modal asing. Yang ketiga, kita hanya menjadi pemasok buruh murah. Yang keempat, kita hanya menjadi tempat pemasaran hasil industri maju. Inilah yang menurut Bung Karno sebagai sendi dasar kolonialisme. Jadi kalau Anda berpikir tentang ekonomi nasional, pikirkanlah... apakah ke-4 hal ini kita sudah bebas apa belum?



Kita sudah bebas belum dari 4 hal ini? Dulu Bung Karno persoalkan, bangsa Indonesia itu bangsa yang cukup diupah sebenggol sehari, dan kita jadi 'nation of coolies, and coolie among nations'. Sebenggol waktu itu setara 5 kg beras, setara saat ini Rp35.000,-. Upah kita sekarang bagaimana? Sekitar itu atau lebih tinggi? Berapa? Bisa lebih rendah! Ternyata lebih rendah dari jaman (penjajahan) Belanda!



Kita masih export bahan mentah, beli barang jadi. Kita ekspor biji coklat, kita import coklat dari Swiss yang tidak ada pohon coklat, tapi negara (pengekspor) coklat yang terkenal. Dan banyak lagi contohnya.



Bahkan sekarang kita meningkat, dari tadinya jadi kuli di negeri sendiri, sekarang jadi kuli dan babu di negara orang, diperkosa, dilempar dari loteng, diseterika, dan tidak ada tumbuh ketersinggungan kita karena bangsa kita dinista. Sesungguhnya apa mereka (para TKI) senang pergi ke negara asing? Kalau pakai kontrak, tidak apalah, profesional, kan? Tapi kalau jadi babu, tidak ada kontrak, kan jadi hamba sahaya di negara orang.



Apa untuk itu kita sudah merdeka 65 tahun lebih ini? Jadi ini pertanggungan besar yang harus menggugat nurani kita semua. Nasionalisme kita tidak boleh hanya sekedar nasionalisme bola. Kita harus sadar AKAR dari kenapa kita masih tercengkeram dalam sebuah sistem yang merupakan terusan dari sistem (penjajahan) lama yang oleh Bung Karno disebut sebagai neo-kolonialisme, kolonialisme bentuk baru. Jadi negaranya sudah merdeka, yang di atas bukan gubernur jendral Belanda, tapi struktur ekonominya masih sami mawon, sama-sama saja... itulah tantangan besar kita.



Pada kurun waktu yang bersamaan Bung Hatta diadili di Belanda karena dianggap melancarkan kegiatan anti penjajahan di tanah air. Dan Bung Hatta dengan geram mengatakan, "lebih suka aku melihat Indonesia tenggelam ke dasar lautan daripada melihatnya sebagai embel-embel abadi negeri asing".



Pesan ini adalah pesan dari orang-orang yang memberikan seluruh hidupnya untuk kemerdekaan kita. Dan bersama dengan para pendiri Republik, ada ribuan orang yang bersedia mati untuk Republik.



Setelah kita merdeka, kerja kita bertengkar saja satu sama lain. Pertandingan bola bertengkar, antar kampung bertengkar, pemilihan bupati ribut, berkelahi. Sementara negara lain maju pesat meninggalkan kita.



Kita ini sepertinya sedang hidup dalam ketidak-warasan kolektif. Ini kesintingan bersama, ini. Sebenarnya apa yang terjadi dengan bangsa kita, kenapa kita begitu tidak waras, ya. Makin sering saya ke luar negeri, makin sakit perut saya melihat bangsa ini. Tapi ya itu, kita hanya bisa menyalahkan, pengamat mengkritik pemerintah. Mengkritik pemerintah itu perbuatan paling gampang, ga usah sekolah juga bisa lah. Saya pernah jadi pemerintah belasan tahun, jadi merasakan juga, kan. Tapi yang penting apa yang kita lakukan? Kalau lampu mati, kamar gelap, jangan mengomel, cari lilin, nyalakan lampu. Itu yang harus kita lakukan. Itu satu perkara.



Perkara kedua begini. Tahun 2015, kita di Asia Tenggara sesuai kesepakatan para pemimpin kita, akan berintegrasi secara ekonomi. Semua tarif lalu lintas perdagangan barang dan jasa, akan dibuat mendekati nol. Tahun itu kita mungkin tidak akan melakukan single currency (mata uang tunggal) karena perbedaannya terlalu jauh ... Kita ini bagian dari sebuah kawasan ekonomi berpenduduk 600 juta orang, yang volume ekonomi bersamanya akan mencapai sekitar 3 Triliun Dollar. Indonesia sekarang sudah mencapai sekitar 750 Milyar Dollar (7000 triliun rupiah). Yang terpenting dari itu, kalau kita kembali ke struktur ekonomi yang tadi saya ceritakan, adalah sektor perdagangan barang dan jasa, ini jumlahnya sekitar 2000 triliun rupiah. Ketika perdagangan dikuasai orang (bangsa) lain, maka produksi (dalam negeri) akan terhambat, karena perdagangan adalah sektor yang paling banyak menghasilkan surplus.



Beberapa minggu yang lalu ketika membuka muktamar ICMI di Istana Bogor di depan para menteri dan Wapres Budiono, Pa Habibie memberi ceramah yang menyebut kalau ekonomi kita ini namanya ekonomi VOC. Kata Pa Habibie, ini belum berubah. Pasar kita tidak untuk bangsa kita tapi untuk orang lain, ini namanya ekonomi VOC, katanya. Mudah-mudahan para menteri dan wapres tahu yang dimaksud Pa Habibie. Tapi saya akan menjelaskan dalam teorinya Bung Karno tadi, yaitu kita masih menjadi tempat pemasaran hasil produksi negara lain.



Jadi tugas kita ini adalah menjadikan pasar Indonesia adalah pasar bagi produksi bangsa kita sendiri. Bagaimana bisa? Ini yang mau saya ceritakan di bagian ketiga.



Pada tahun 1848, ada seorang yang kaya, yang kerjanya sedekah. Kalau di Bali seperti Pa Frans Bambang Siswanto, kira-kira begitu. Hobinya apa? Hobinya sedekah. Dan Tuhan menjanjikan, makin banyak kita memberi, makin banyak kita diberi. Sederhana saja...



Kata Pa Frans ini, kita memberi pada ciptaan Tuhan yang hidupnya susah, artinya kita berbuat untuk Tuhan. Begitulah kira-kira. Ngga usah dipikir balasnya. Bahkan dalam ajaran agama dikatakan, kalau kita memberi, berikan dengan tangan kanan seperti tangan kiri kamu juga tidak tahu. Begitu ajarannya. Jadi jangan orang miskin ini dijadikan pameran kedermawanan. Orang kaya itu kadang kelakuannya seperti itu. Suruh antri, itu namanya pemerintah, ambil BLT. Menunjukkan pemerintah itu sangat dermawan, kira" begitu, padahal ini kan uang-uang rakyat juga. Masih ingat kan BLT? Apa itu? Bantuan Langsung Telas (habis) :D Paham saya itu begini... orang miskin itu tidak punya apa-apa, kecuali satu saja, kita tidak boleh mengambil yang tinggal satu itu. Yaitu apa? Harga diri.

Kalau disuruh antri, desak-desakan, terinjak-injak untuk menerima sedekah, itu namanya berbuat jahat, menjadikan orang miskin objek pameran kedermawanan. Kadang tujuan politik, habis pemilu kan ngga ada lagi BLT, betul tidak? Itu ngga boleh...



Nah orang ini, orang Inggris, di kota Rochdale, namanya Robert Owen (http://id.wikipedia.org/wiki/Robert_Owen) berpendapat pada masa awal kebangkitan revolusi industri di Inggris... jadi koperasi bukan dari Indonesia, ini dari Inggris. Jadi sebenarnya kita nyontek pemikiran dari orang lain, 1848, jauh sebelum revolusi Bolshevik di Rusia.



Jalan pikiran Robert Owen dengan Karl Max berbeda. Kalau Karl Marx melawan kelas berpunya, Robert Owen membangkitkan kesadaran, pemberdayaan, perubahan dari dalam diri para buruh industri tekstil pada saat itu, yang dihisap oleh sistem kapitalisme di Inggris. Dia bikin koperasi. Dia membantu. Intinya apa? Tidak menjadikan orang itu objek pameran sedekah, tapi membantu dengan pendidikan, dengan dukungan pemodalan, supaya dia itu bangkit melawan kemiskinannya. Membangkitkan dari dalam. Inilah paham koperasi yang pertama digerakkan oleh Robert Owen.



Gerakan koperasi internasional berdiri tahun 1895, didirikanlah ICA (International Cooperative Alliance - http://www.ica.coop/al-ica/). Hari ini, 80% orang dewasa di Inggris (menjadi anggota koperasi) ..[video terpotong di sini].. (perekonomian di Singapura) dikuasai oleh koperasi. Kenapa? Saya tanya rekan saya menteri di Singapore, kalau gak pake koperasi riskan, we cannot afford untuk melihat instability of economy. Kalau koperasi, harga stabil. Karena koperasi dibangun untuk melayani anggota. Bukan anggota melayani koperasi, tapi koperasi melayani anggota.



Apa dasarnya? Dasarnya adalah kesetaraan. (contohnya) kalau kita kongsi (membentuk perusahaan) dengan Oom Liem, kita bukan siapa-siapa. Uangnya ratusan miliar, susah kalau kita bikin kongsi (dengan konglomerat). Tapi kalau di koperasi sama-sama satu suara, tidak usah kuatir. Itulah hebatnya koperasi. Karena di koperasi yang dimuliakan manusianya, bukan isi kantongnya. Padahal di hadapan Tuhan kita sama saja. Kalau kita mati kan selesai yang namanya jabatan, pangkat, harta, selesai. Karena itu, prinsip kesetaraan ini harus kita pegang teguh.



Yang kedua, sistem terbuka dan demokratis. Kalau PT itu kumpulan saham, kalau koperasi kumpulan orang yang berusaha. Prinsipnya kumpulan orang, karena itu kalau koperasi harus ada prinsip yang paling penting: kejujuran. Kejujuran harus dijamin dalam suatu sistem modern. Sekarang ada teknologi IT, memungkinkan informasi itu harus dibuka di web, supaya orang percaya. Dan dasar koperasi itu harus selalu mengadakan pendidikan.



Saya bertemu dengan teman" ini, saya tentu lebih tua daripada teman", tapi saya meliaht teman" ini punya semangat yang membara seperti isi dari gunung Merapi, menggelegar. Dan saya ingin teman" harus memberikan semangat kemerdekaan, yang menciptakan kemartabatan bangsa, yang menciptakan persaudaraan, gotong royong, tanpa memandang perbedaan asal-usul, keyakinan, agama, suku, itu terwujud karena ada semangat Bhinneka Tunggal Ika, yang menjadi komitmen kita, yang menjadi mandat kita untuk mendirikan negara Republik Indonesia. Kita harus jaga pesan dari para pendiri bangsa untuk membangun Indonesia yang berkeadilan. Itu bukan jatuh dari langit, itu harus diperjuangkan, dengan tindakan-tindakan, tidak dengan omongan, apalagi cuma dipikir.



Kalau sistem seperti ini dibiarkan, ada konsentrasi kepemilikan aset hanya di tangan segelintir orang, yang lain dalam keadaan papa (miskin), sistem keuangan lebih memihak pada yang punya aset, karena itulah desain dari lembaga keuangan yang menopang, maka yang dapat kemajuan karena dapat pinjaman, dapat kesempatan hanya yang punya uang. Apa akibatnya? Yang kaya tambah kaya, yang miskin tambah... anak, begitu kan...



Ini harus kita hentikan, ngga benar sistem ini. Kalau mengharapkan pemerintah itu baik, tapi mungkin ya, saya ini bekas orang pemerintah, pemerintah sibuk urusan lain. Ada Gayus, ada Century, ada Kesultanan Yogya, jadi banyak soal, kasihan juga pada pemerintah.



Jadi kita bantu sajalah. Ini agenda nasional, kita mengembangkan suatu sistem yang baru, yang saya bilang pada teman", saya tahu teman" ini pernah mengerjakan suatu pekerjaan yang sangat sulit sekali, yaitu... [video dipotong di sini]. Selamat berjuang!



Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.



________________________________________________

Catatan: transkrip ini disunting seperlunya tanpa mengubah konteks pemikiran
READ MORE - Sambutan Bpk. Adi Sasono
paypermails.com

CLICK IT !

Place Your Ads Here

ads ads ads ads
!-- Clicksor.COM -->
peluang usaha
banner 300 x 300